Follow Us @soratemplates

Monday, 30 September 2013

Gambaran Umumu Filsafat Barat Pra Modern

GAMBARAN UMUM FILSAFAT BARAT PRA MODERN

1. Pengertian Filsafat Barat Pra-Modern
Kata filsafat berasal dari kata Yunani filosofia, yang diturunkan dari kata kerja filosofein, yang berarti mencintai kebijaksanaan. Akan tetapi arti kata ini belum menampakkan hakekat filsafat sebenarnya. Sebab ‘’mencintai’’ masih dapat dilakukan secara pasip saja.Padahal dalam pengertian filosofein terkandung gagasan, bahwa orang mencintai kebijaksanaan tadi, yaitu seorang filsuf, dengan aktif memperoleh kebijaksanaan. Oleh karna itu kata filsuf lebih mengandung arti ‘’himbauan kepada kebijaksanaan’’.Seorang filsuf adalah orang yang sedang mencari kebijaksanaan.
            Pengertian tentang filsuf yang demikian berbeda dengan pengertian orang bijak di Timur .Sejak zaman kuna di Timur telah terdapat orang banyak yang mencari kebijaksanaan atau kebenaran. Di India umpamanya, orang bijak adalah orang yang telah mendapatkan kebijaksanaan, yang meraih kebijaksanaan, yang terdiri dari hal ini, bahwa‘‘atman adalah Brahman’’ bahwa jiwa manusia adalah Tuhan sendiri. “Tattwanasi’’ (Itulah kamu) atau Aham Brahma asmi (Akulah Brahman), itulah kebijaksanaan. Disini orang bijak adalah justru perang yang telah mencapai, telah meraih, memiliki kebijaksanaan, bukan orang yang sedang berusaha mendapatkan kebijaksanaan.
            Pengertian “orang bijak” seperti di India jugaterdapat di Cinakuna. Ialah orang bijak, yang telah tau artitau yang sedalamdalamnya. Padazamansekarang orang bijak yang demikianterdapatdalamajarankebatinan.
            Pengertian orang bijak di Timur tidak terkandung dalam pengertian filsuf di Barat, atau ditengah-tengah orang Yunani. Disitu pada umumnya orang bijak atau filsuf adalah orang yang sedang mendapatkan kebijaksanaan atau kebenaran. Padahal kebenaran itu tidak mungkin ditemukan oleh satu orang, sekali pun tentu ada di antara para filsuf yang mengira telah menemukan kebijaksanaan itu. Akan tetapi sejarah filsafat justru menunjukkan bahwa setelah timbulnya seorang filsuf akan timbul kemudian filsuf lain, yang mengoreksi penemuan pertama.   Diantara definisi yang merumuskan bermacam-macam itu di dalam buku Sari Sejarah Filsafat Barat 1,dipakai definisi yang merumuskan, bahwa filsafat adalah usaha manusia dengan akalnya untuk memperoleh suatu pandangan dunia dan pandangan hidup yang memuaskan hati.
Menurut kami, definisi ini adalah definisi paling tepat dengan usaha menelusuri sejarah filsafat di sepanjang abad – abad hinggasekarang ini.Pertama definisi di atas diungkapkan, bahwa filsafat adalah usaha manusia agar akalnya untuk memperoleh suatu pandangan dunia dan hidup. Kata “denganakalnya”  disini mendapat tekanan. Tidak dapat di sangkal bahwa semua orang melalui pandangan agar masing – masing, telah memiliki suatu pandangan dunia dan hidup.  Akan tetapi, dalam filsafat orang berusaha dengan akalnya untuk menemukan suatu pandangan dunia dan hidup. Di sini wahyu tidak berlak hanyaakalah yang berkerja

2.  Periodisasi Filsafat Barat Pra Modern
         I.            Filsafat zaman purba ( 600 sebelum masehi sampai 500 sesudah masehi)
Filsafat barat mulai di yunani. Pengaruh dari filsafat timur memang ada, tetapi hanya sedikit. Sifat-sifat filsafat yunani sangatlah mempengaruhi seluruh alam pikiran barat. Melepaskan diri dari mytos-mytos dan mencari pertanggung an jawab yang rasional daripada kenyataan mencari apa yang tetap dan kekal dalam kenyataan yang berubah-ubah. Realistis, terang tajam dalam perumusan-perumusan, teratur dan rapi.

1.      kelahiran (Pra socratisi)
            Filsafat Alam mencari penjelasan daripada Alam, khususnya terjadinya segala-galanya dari prinsip pertama (Arche)
a. Mashab Miletos: Thales (625-545), anaksimander (610-540), anak Simenes    (585-528)
            b. Phytagoras (580-500)
            c. Heraklitos (540-480)
            d. Mashab Elea: Parmenides (530-440), zeno (490)
            e. Jonisi Empedokles (483), Anaksagoras (499-428), Demoritos (460-370)
a)      Perkembangan. Memusatkan penyelidikan pada manusia. Filsafat alam tak dapat memberikan jawaban yang memuaskan, maka timbullah sikap kaum “Sofis” (“pedagang Pengetahuan”) sebagai reaksi: Ikhtiar Socrates
             a. Kaum Sofis: Protagoras (481-411), Gorgias (483-375)
             b. Socrates (470-400)
b)      Zaman Keemasan. Mencari syntesa antara filsafat alam dan filsafat tentang manusia
a. Plato (429-347 sebelum masehi) meneruskan dan menyempurnakan ajaran    socrates. Inti ajaranya prinsip pertama, kesusilaan, alam, Negara.
b. Aristoteles (348-322 sebelum masehi) murid Plato filsuf pertama yang berhasil menemukan pemecahan persoalan-persoalan besar daripada filsafat, yang dipersatukannya dalam satu system, meliputi logika, filsafat alam, ilmu jiwa, metafisika(sebab pertama), etika, ilmu politik. Hasil-hasil pemikirannya sekarang masih berlaku (Hyle-morfisme)

c)      Zaman keruntuhan system etika
            a. Stoa (330 sebelum masehi) 200 sesudah masehi )
Hendak memberikan ajaran hidup praktis, agak materialistis, memperkembang-kan logika lebih lanjut. Yang terkenal : Zeno (336-364 sebelum masehi), Seneca (4-73) Epiktetus (50-117)
b. Epikuris (341-271 sebelum masehi) materialistis dan “akuistis “ kebahagiaan adalah kepuasan diri “permulaan dan akar kebaikan  ialah kenikmatan perut”
c. Skeptitis (kesanksian tak mungkin orang mencapai kepastian pyrrho (360-270 sebelum masehi ) sekstus empirikus (150)
d)      Perkembangan baru. Neo-platonisi, bersikap religious, kebatinan
            a. Plotinus (205-270) dan
b. Porfyrius (232-315) muridnya. Buku yang terkenal: enneaden  (9buku) ajaran emanasi.

       II.            Filsafat Abad pertengahan
a. Patristik (100-700)
            Di dunia barat agama Katholik mulai tersebar dengan ajarannya tentang Tuhan, manusia dan dunia, dan etikanya. Untuk mempertahankan dan menyebarkannya maka mereka mempergunakan filsafat Yunani dan memperkembangkannya lebih lanjut, khususnya mengenai soal-soal tentang kebebasan manusia, kepribadian, kesusilaan, sifat Tuhan. Yang terkenal Tertulianus (160-222), Origenes (185-254), Agustinus (354-430), yang sangat besar pengaruhnya (De Civitate Dei).
            Berdasarkan ajaran Neo-Platonisi dan Stoa, ajarannya meliputi pengetahuan, tata dalam alam. Bukti adanya Tuhan, tentang manusia, jiwa, etika, masyarakat, dan sejarah.
b. Skolastik
            Sesudah Agustinus: keruntuhan. Satu-satunya pemikir yang tampil ke muka ialah: Skotus Erigena (810-877). Kemudian: Skolastik, disebut demikian karena filsafat diajarkan pada universitas-universitas (sekolah) pada waktu itu. Persoalan-persoalannya ialah tentang pengertian-pengertian umum (pengaruh Plato). Filsafat mengabdi pada Theologi. Yang terkenal antara lain Anselmus (1033-1100), Abaelardus (1079-1142).
            Baru sesudah tahun 1200 filsafat berkembang kembali berkat pengaruh filsafat Arab yang diteruskan ke Eropa.

     III.            Filsafat Arab
            Berkat pengaruh Helenisme (Iskandar), filsafat Yunani hidup terus di Siria, diperkembangkan lebih lanjut oleh filsuf-filsuf Arab, kemudian diteruskan ke Eropa melalui Spanyol.
a. Alkindi (800-870), satu-satunya orang Arab asli. Corak filsafatnya adalah pemikiran kembali dari ciptaan Yunani (menterjemahkan 260 buku Yunani) dalam bentuk bebas dengan refleksinya dengan iman Islam.
b. Alfarabi (872-950), filsuf muslim dengan pangkal filsafatnya dari Plotinus.
c. Ibn Sina (Avicenna) (980-1037) yang besar pengaruhnya terhadap filsafat Barat, sejak usia 10 tahun sudah hafal Al-Qur’an.
d. Al-Gazali (1059-1111), filsuf besar Islam yang mengarang Ihya Ulumuddin.
e. Ibn Bajjah (1138), penafsiran karya fisik dan metafisik Aristoteles.
f. Ibn Rushd (Averros) (1126-1198) yang disebut juga penafsiran Aristoteles dan yang sangat berpengaruh terhadap aliran-aliran di Eropa, juga seorang filsuf muslim yang besar.
g. Avencebrol (Ibn Giberol) (1020-1070).
h. Mainmonides (Moses ben Maimon) (1135-1204)

     IV.            Zaman Keemasan : 1200-1350
            Perkembangan baru karena adanya universitas-universitas (Paris), karangan-karangan Aristoteles mulai dikenal umum melalui filsuf-filsuf Arab dan Yunani. Ada tiga aliran besar:
a) pengikut-pengikut agustinus : Sigerbonaventurant (1221-1274).
b) pengikut-pengikut ibn raushd : siger dari Brabant (1235-1281).
c) pengikut-pengikut Aristoteles : albertus magnus (1206-1280), dan muridnya :Thomas Aquinas (1225-1274), berhasil menemukan sintesis antara Aristoteles-Plato-Agustinus dan Skolastik.
            Perbedaan filsafat dan agam sintesisnya, pemecahan soal-soal besar tentang ‘’ada’’ dan dasarnya tentang etika. Pengaruhnya sampai sekarang ini masih sangat kuat.
            Disamping aliran-aliran ini terdapat juga :
- Aliran Neo-Platonis :Roger Bacon (1210-1292)
- Aliran empirisme (pengaruh Aristoteles), yang membela kaidah imu pasti dalam ilmu pengetahuan dan penyelidikan berdasarkan eksperimen-eksperimen.
- Duns-Scotus (1270-1308), pembahasan yang tajam, perintis jalan bagi filsafat abad ke XIV, positivism (hanya apa yang konkrit yang dapat di lihat dan diraba itu yang benar dan dapat dimengerti) dan Voluntaristis (lebih mementingkan kehendak daripada pikiran).
-  W.Ockham (1550), yang meneruskan ajaran scotus. Tentang pengetahuan : konseptualistis (lihat logika : pengertian-pengertian umum tidak ‘’benar’’ sesuai dengan kenyataan).
       V.            Zaman Peralihan 1400-1550
            Renaissance, perkembangan humanisme, pertentangan besar antara tradisi dan kemajuan. Perkembangan baru dari sistem-sistem lama (Plato-Aristoteles, Stoa) dan usaha mencari sintesis-sintesis baru. Persoalan yang terbesar : hubungan antara ilmu pengetahuan dan kepercayaa/agama.
a) Nicolas Cusanus (1401-1464).
b) Giordano Bruno (1548-16000 pantheisme, ajaran emanasi, ajaran monade.
c) Ilmu alam dan filsafat alam berkembang :L. da Vinci (1452-1519), Paracelsus,Keppler, Galilei (1564-1642).
d) Skolastis Gapreelus, Ferera, Cayetanus, De Soto, Molina, Suarez, Rob, Bellarminus.
e) Tentang hukum dan Negara : Machiavelli (1467-1527) dan Hugo de Groot (1583-1645).

3. CORAK FILSAFAT DI SETIAP PERIODE
1. Yunani Kuno
            Ditandai dengan runtuhnya dongeng-dongeng dan mitos-mitos yang menjadi pembenaran pada suatu gejala alam. Ada 2 mite yang berkembang pada waktu itu, yakni kosmologis yang mencari asal usul alam semesta dan kosmologis yang mencari keterangan tentang asal usul alam semesta dan sifat-sifatnya. Zaman ini identik dengan ilmu pengetahuan. Gelar filsuf pertama diberikan kepada Thales. Filsuf-filsuf menaruh perhatian pada fenomena alam dan kejadian-kejadian ilmiah. Hasil-hasil pemikiran dan pendapat manusia disebut filsafat. Filsafat dan ilmu pengetahuan masa itu sangat erat kaitannya. Mulailah berkembang asas-asas mengenai alam semesta. Thales mengatakan bahwa air adalah asal mula dari segala sesuatu karena air meresapi semua benda di jagad raya dan ada di segala kehidupan. Berikut ini adalah ciri-ciri yang ada pada periode Yunani Kuno:
·         Kebebasan mengungkapkan gagasan dan pendapatnya
·         Tidak lagi percaya pada mitologi
·         Sikap meneliti secara kritis
·         Bersikap ilmiah

2. Abad Pertengahan
            Zaman ini merupakan zaman keemasan kekristenan. Pemikiran-pemikiran para filsuf di jaman ini digunakan untuk memperkuat dogma kristiani. Beberapa pemikir kristiani menolak filsafat Yunani karena menurut mereka setelah manusia menganut ajaran kekristenan, filsafat hanya dianggap kecerdikan manusiawi yang merupakan suatu bahaya yang mengancam kemurnian iman kristiani. Jadi, filsafat dan agama disatukan dan tidak boleh ada filsafat yang menyimpang dari ajaran agama. Aktivitas ilmiah dikaitkan dengan ajaran agama. Kebenaran ilmiah digunakan untuk mendukung kebenaran agama. Semboyan yang berlaku pada zaman ini adalah Ancilla Theologia, yaitu abdi agama.
·         Zaman Renaissance
Zaman ini ditandai dengan kebebasan pemikiran dari dogma-dogma agama. Renaissance adalah peralihan ketika kebudayaan abad tengah mulai berubah menjadi suatu kebudayaan modern. Manusia ingin mencapai kemajuan atas hasil usaha sendiri tanpa adanya campur tangan Tuhan. Ilmu-ilmu pengetahuan modern berkembang di zaman ini seperti bidang astronomi.




DAFTAR PUSTAKA


Bertens, kees, 1975, sejarah filsafat yunani, yayasan kanisius, Yogyakarta.
Harun Hadiwijono, 1980, Sari sejarah Filsafat Barat 1, Yayasan Kanisius Yogyakarta.


No comments: