Follow Us @soratemplates

Sunday 23 September 2018

Karakteristik Kebudayaan

Berikut beberapa karakteristik Kebudayaan:

1. Kebudayaan itu Dipelajari
 Kita sebut kebudayaan itu dapat dipelajari karena interaksi antar manusia ditentukan oleh penggunaan symbol, bahasa verbal maupun nonverbal. Tradisi budaya, nilai-nilai, kepercayaan, dan standar perilaku semuanya diciptakan oleh kreasi manusia dan bukan sekadar diwarisi secara instink, melainkan melalui proses pendidikan dengan cara-cara tertentu menurut kebudayaan. Perlu diketahui bahwa setiap manusia lahir dalam satu keluarga, kelompok sosial tertentu yang telah memiliki nilai, kepercayaan, dan standar perilaku yang ditransmisikan melalui interaksi di antara mereka. Istilah sosiologi dalam pembelajaran budaya kita sebut sosialisasi.
Jika kebudayaan itu tidak dapat dipelajari maka tak mungkinlah manusia yang hidup kini dapat menciptakan barang-barang material, seperti pakaian, makanan, rumah, dan alat-alat rumah tangga baik dalam lingkungan kebudayaan sendiri maupun diketahui oleh lingkungan kebudayaan oranglain. Hanya dengan sosialisasi kita dapat mempelajari nilai, norma, bahasa dan kepercayaan yang bersifat abstrak, dan dengan itulah manusia terus menjalani kehidupan mereka

2. Kebudayaan itu Dipertukarkan
Disamping dipelajari, kebudayaan itu juga dipertukarkan. Istilah pertukaran merujuk pada kebiasaan individu atau kelompok untuk menunjukkan kualitas kelompok budayanya. Dalam interaksi dan pergaulan antarmanusia setiap orang mewakili kelompoknya lalu menunjukkan kelebihan-kelebihan budayanya dan membiarkan orang lain untuk mempelajarinya. Proses pertukaran budaya, terutama budaya material, dilakukan melalui mekanisme ‘belajar budaya’ yang mengakibatkan para ibu yang berasal dari Sunda dan Jawa dapat belajar memasak jagung bose (masakan jagung yang bercampur santan kelapa) dan sebaliknya para ibu dari Timor dan Flores belajar membuat oncom dan bajigurdari Sunda.

3. Kebudayaan Tumbuh dan Berkembang
Setiap kebudayaan terus ditumbuhkembangkan oleh para pemilik kebudayaan, oleh karena itu ada yang mengatakan bahwa kebudayaan it uterus mengalami perubahan. Tatkala kita mengatakan bahwa kebudayaan itu akumulatif maka yang dimaksudkan adalah dia cenderung tumbuh, berkembang menjadi luas, dan bertambah. Oleh karena itu, kita menyebut kebudayaan itu berubah semakin rinci (kompleks) dan kemudian dikomunikasikan dari satu generasi kegenerasi lain. Tenun ikat dari Ended an Rio di Flores mula-mula ditenun dengan benang yang dicelupkan ke dalam nila. Akibat perkembangan teknologi industri maka lama kelamaan nila mulai ditinggalkan dan para penenun memakai benang sutera sehingga dapat menghasilkan tenun ikat berkualitas ekspor.
Kebudayaan merupakan cara berpikir dari setiap orang, perilaku-perilaku yang digunakan dalam berinteraksi, dan juga objek-objek material yang ada dalam kehidupan kita sehari-hari. Sifat-sifat dari kebudayaan adalah berbasis pada simbol, dapat dipelajari, diwariskan, dimiliki bersama, dan bersifat adaptif. Salah satu contoh kebudayaan adalah budaya“nondjok” , yaitu budaya dimana ada seseorang yang mempunyai hajat, entah itu pernikahan, khitanan, atau yang lain, maka orang yang mempunyai hajat tadi memberikan bebagai macam makanan kepada kepala desa.
Sesuai dengan karakteristiknya maka budaya ini dimiliki bersama oleh masyarakat itu. setiap masyarakat yang mempunyai hajat, dengan sendirinya tanpa ada paksaan ataupun tekanan mereka mau melakukanya, meskipun kadang kala makanan yang mereka buat cukup sedikit. Masyarakatmelakukanya karena mereka mempunyai pemikiran bahwa “ nondjok” itu adalah kebudayaan miliknya yang harus dilakukan apapun alasanya. Bagi orang yang tidak melakuakn kebudayaan ini maka dengan sendirinya masyarakat yang lain akan mencemoohnya. Tindakan mencemooh itu merupakan tindakan yang dilakukan masyarakat karena mereka tersinggung karena ada orang yang tidak mau melaksanakan budaya mereka yang sudah dari dulu mereka anut.
Kebudayaan itu akan diwariskan pada generasi berikutnya. Kepada anak mereka, misalnya. Setiap keluarga biasanya memberikan pendidikan tentang kebudayaan itu lewat cerita-cerita kepada anak mereka bahwa harus melakuaknya. Pada saat kebudayaan itu berlangsung orang tua akan melibatkan anaknya dalam proses kebudayaan itu. misalnya pada saat mengantarkan ke rumah kepala desa. Dengan sendirinya budaya itu akan meresap pada pikiran anak itu. sehingga dia juga akan merasa bahwa budaya itu adalah miliknya yang harus dijaga terus.
Budaya itu bersifat adaptif, artinya dapat menyesuaikan dengan kondisi lingkungan sosial. Budaya dapat juga berubah karena berubahnya kondisi sosial. Seperti budaya ini, inti budaya ini adalah memberikan makanan pada kepala desa. Tapi macam-macam makanan dan jumlah yang diberikan tidak sama antara orang yang satu dengan yang lainya. Orang yang kaya bisa memberikan makanan yang banyak dan mewah sebaliknya orang yang miskin hanya mampu memberikan seadanya saja. ini menunjukan budaya itu tidak harus sama dalam penerapanya dalam kehidupan sosial. Tergantung dengan kondisi masing-masing
Sebuah budaya berbasis pada simbol. Setiap budaya memiliki simbol-simbol yang tidak sama yang mempunyai makna yang berbeda pula. Simbol yang digunakan merupakan sesuatu yang muncul dari diri seseorang karena telah terjadi kejadian yang luar biasa. Misalnya turnya hujan yang sudah bertahun-tahun tidak hujan. Mereka mengugkapkan rasa syukur mereka dengan melakukan hal yang mereka anggap itu baik. Budaya ini merupakan simbol dari bentuk penghormatan terhadap seorang pimpinan yang tertinggi dalam desa itu.

Dalam perkembanganya, budaya harus bisa menyesuaikan dengan keadaan sosial yang ada. Apa yang dibutuhkan oleh masyarakat, budaya harus bisa memenuhinya. Jika tidak maka dengan sendirinya budaya itu akan dianggap tidak ada oleh masyarakat. Jadi, budaya dapat berubah sesuai dengan berubahnya waktu.

No comments: